Saya termasuk orang yang punya banyak teman. Juga punya beberapa
sahabat. Begitupun dengan anda, memiliki teman dan memiliki beberapa sahabat
kan?
Saya akan berbagi berdasarkan pengalaman pribadi. Terus terang,
saya ini orang yang mudah memberi nilai. Saya mudah memberi nilai kepada
beberapa teman dan sahabat. Saya akan memberi nilai tinggi kepada teman yang
baik. Dan saya selalu menganggap orang itu sangat baik juga terpercaya.
Padahal, ini keliru. Kenapa keliru? Jelas keliru, karena
orang itu sebaik apapun tetap “manusia”. Dia bukan Malikat bukan juga makhluk
sempurna. Dia tetap manusia yang tak sempurna, manusia yang punya nilai – nilai
baik juga nilai – nilai negative. Itu sudah pasti. Karena setiap manusia pasti
ada sisi baik, juga sisi buruknya.
Ini dampak yang akan terjadi ketika kita memberikan nilai
terlalu tinggi, menganggap orang sangat baik dan terpercaya. Dampaknya, ketika orang
itu bersikap yang membuat kita tak enak,
itu akan membuat kita kecewa dan menyakitkan.
Kenapa menyakitkan? Karena kita anggap dia orang yang
sangat baik dan terpercaya. Padahal, sejatinya dia juga manusia biasa yang sangat
mungkin berbuat salah dan membuat kita tak enak.
Jadi, jika kita memberi nilai yang terlalu tinggi kepada
seseorang, suatu saat ketika dia berbuat kesalahan, akan sangat mengecewakan.
Maka dari pengalaman ini, saya kemudian sadar. Bahwa manusia
tetaplah manusia. Dia punya sisi baik dan sisi negative.
Tak perlu terlalu tinggi memberi nilai kepada seseorang. Secukupnya
saja. Beri dia nilai secukupnya sebagai manusia, yang punya sisi baik dan buruk.
Honestly, nilai tinggi dan kepercayaan tinggi itu hanya
pantas kita berikan kepada ALLAH SWT dan Nabi Muhammad Saw. Karena Allah satu –
satunya Tuhan kita, pencipta kita yang maha segalanya, dan tak pernah
mengecewakan. Juga Rosul adalah orang yang terpercaya, teladan bagi ummat yang tak
mungkin mengecewakan.
Sekarang, berilah nilai kepada teman dan sahabat kita
sepantasnya, secukupnya. Namun tetap menjadikan dia layaknya saudara. Ketika dia
berbuat baik kita apresiasi. Ketika berbuat tak semestinya, buru – buru kita
tegur. Dan tak perlu kecewa. Karena kita tau dia hanya “Manusia” tempatnya
berbuat salah.
-Fahmi Hakim-
Mengundang jadi pembicara hubungi > Fahmi
Baca tulisan lain disini > Article Archive
Ngobrol bareng saya disini > Twitter @me_fahmi
Baca tulisan lain disini > Article Archive
Ngobrol bareng saya disini > Twitter @me_fahmi