(Di foto ini saya paling kanan, kemeja putih) |
Ada kisah menarik yang saya kutip dari acara itu.
Dikisahkan di jaman nabi, ada seorang
wanita tua yang sedang berjalan. Dia sangat kerepotan berjalan menuju rumahnya dengan
barang bawaan yang dia pikul. Tiba – tiba ada seorang anak muda yang
menghampiri wanita tua itu. “Nek,
bolehkah saya membantu mu? Biar ku bawakan barang bawaan mu sampai di tujuan”
karena tak tega, anak muda ini menawarkan bantuan.
Wanita tua itu kemudian menyambut
dengan senyum dan berkata “Terimakasih
anak muda, kau baik sekali. Aku sedang kerepotan. Tolong bawakan barang bawaan
ku”. Dengan nada bicara yang sudah tua, akhirnya wanita itu menyetujui
tawaran anak muda tadi untuk membawakan barang bawaan nya.
Sepanjang perjalanan, wanita tua
itu berbicara kepada anak muda yang membantunya. “Anak muda, hati – hati sekarang ini ada seseorang yang mengaku bahwa
dirinya Nabi. Dia mengajak orang – orang untuk beribadah. Padahal dia sedang
berbohong. Dia itu sesat. Dia jahat. Dia kejam. Pandai berbohong! Kalau tidak salah orang itu bernama Muhammad”. Begitu
ucapan wanita tua itu.
Perjalanan pun mereka lanjutkan. Sesampainya
di rumah wanita tua itu, anak muda ini membantu menyimpan barang bawaan wanita
tua di dalam rumahnya. Kemudian anak muda ini bergegas pamit pulang. “Nek, saya pamit pulang ya”
Wanita tua itu berterimakasih “Terimakasih banyak ya anak muda, aku benar –
benar tak tahu jika tadi kamu tak membantuku, aku sungguh kerepotan. Kamu baik
sekali, terimakasih anak muda”.
Kemudian wanita tua itu
menanyakan nama anak muda tersebut “Anak muda, siapa namamu? Engkau baik sekali”. Anak muda
ini menjawab dengan senyuman tulus “Namaku Muhammad nek. Muhammad yang
sepanjang perjalanan tadi kau ceritakan kepada ku”.
Wanita tua tersebut amat terkejut. Ternyata
anak muda itu bernama Muhammad. Sungguh wanita tua tersebut malu. Ternyata Muhammad
yang sudah dia hina sangat baik dan santun.
Subhanallah, Rasul kita Nabi Muhammad SAW sangat elok perilakunya.
Dia teladan kita yang sesungguhnya. Sekalipun dihina, dicaci, dia tetap berbuat
baik dan santun. Sama sekali tulus. Bagaimana dengan kita? Jaman sekarang
banyak diantara kita saling ejek, saling hina. Hingga terjadi permusuhan.
Mulai saat ini kita contoh
perilaku Nabi kita Muhammad SAW. Bukankah salah satu cara mencintai Nabi kita dengan mengikuti sunnah dan ajarannya?
Melalui kisah diatas, Dia telah mengajarkan kita tentang cara bersikap. Maka, inilah kesimpulannya; Sekalipun kita di hina, di ejek dan di tertawakan, teruslah maju dan tetap berbuat baik, santun, tulus. Siap?
Semoga bermanfaat, salam bahagia!
-Fahmi Hakim-
Mengundang jadi pembicara hubungi > Fahmi
Baca tulisan lain disini > Article Archive
Ngobrol bareng saya disini > Twitter @me_fahmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar