Pixel

Senin, 09 Desember 2013

WANITA ITU MEMBUATKU MENANGIS


Dear pembaca yang saya kagumi..bercerita sedikit, Kemarin adalah hari yang mengharukan bagiku. Betapa tidak, pikiranku melayang kepada Wanita yang sudah tak muda lagi. Dialah Ibuku.

Ketika itu handphone berdering, telpon dari ibuku. Ibu menelpon ingin curhat tentang kegelisahannya. Karena sedang banyak pekerjaan dan bertemu klien, saya bilang sama Ibu “bu, nanti lagi ya telpon saya..saya lagi ada klien. Nanti aku telpon balik”. Kemudian telpon itu ditutup dan aku lanjutkan perbincangan dengan klien. 

Satu jam berlalu, aku telpon Ibu kembali. Katanya beliau ada dirumah. Saya bergegas meluncur menuju rumah. Sesampainya di rumah, saya bertanya pada ibu. “Tadi ibu mau curhat apa? sini aku dengerin curhatnya bu”. Dia menjawab “Sudah nak, Ibu sudah membaik..mendengar suara kamu di telpon tadi, sudah cukup menghibur Ibu. Ibu bahagia melihat kamu banyak perkembangan”.  

Dengan senyum yang tulus, Ibu hanya bilang “Terimakasih kamu sudah perhatian sama Ibu, Ibu baik – baik aja nak”. Kata – kata itu memukul hatiku, menampar keras pikiranku. Betapa tidak, aku tak sempat mendengar curhatan Ibu karena lebih mementingkan pekerjaan padahal Ibu jauh lebih penting. 

Dengan enteng beliau tersenyum dan berkata “Terimakasih kamu sudah perhatian sama Ibu, Ibu baik – baik aja nak”. Padahal aku belum berbuat banyak! Ya Allah mulia sekali wanita yang sudah tak muda ini. Betapa tidak, ketika aku sulit, butuh curhat, aku sakit, Ibu selalu utamakan kepentinganku. Dia tinggalkan semua urusan untuk mengurus anak.

Sejak aku kecil aku sudah sangat merepotkan. Tanpa banyak keluhan Ibu sangat menikmati mengurusku hingga tumbuh dewasa. Adilkah ketika aku yang sudah mulai tumbuh, kemudian apa yang kulakukan tak sebanding dengan pengorbanannya? Ketika Ibu butuh pertolongan, seringkali aku ucapkan “Bu, nanti lagi deh aku lagi banyak kerjaan”. “Bu, nanti lagi deh aku lagi capek”.

Menetes deras air mataku ketika itu. Melihat senyum Ibu yang tulus tanpa meminta banyak dariku. Sementara selama ini setiapku membutuhkannya dia selalu bisa. Ketika sekolah dulu, Ibu sering meminjam uang kesana kemari demi ku, meskipun malu yang harus ditanggungnya. Sekarang ketika Ibu tak punya uang, aku hanya memberi tak lebih banyak dari pengorbanannya. Aku sering memakainya untuk bisnis bahkan untuk hal – hal yang tak terlalu penting. Tapi ibu hanya bilang “Pakai saja uangmu nak, Ibu gak minta apa – apa”. Aaah sungguh malu..aku tak sebaik Ibu.

“Ya Allah, ampunilah dosa – dosa Ibu, jadikanlah Dia wanita mulia yang kau berikan kebahagiaan, kehormatan di dunia dan mahkota di surga kelak”. Tangisanku semakin menjadi, betapa balasan ku kepada Ibu belum seberapa.

Saat itu dengan isakan tangis yang dalam, ku peluk erat tubuh ibu dan berkata “Ibu, izinkan tubuhku yang penuh dosa ini memeluk Ibu yang begitu besar pengorbanannya untuk ku. Maafkan aku belum bisa membalas kebaikan Ibu. Akan ku perjuangkan hidup ini untuk menjadi sholeh agar kelak dosa ku tak memberatkanmu di hari akhir”.

Ini kisah ku dengan Ibu, semoga anda punya kisah yang romantis dengan Ibu. Tak tertinggal untuk Ayah, mari kita do’akan semoga Ibu dan Ayah kita menjadi orang yang paling bahagia di dunia juga akhirat. Dan kita sempat berbakti kepada mereka sebelum Allah menjemputnya. Aamiin

Semoga bermanfaat, salam bahagia!
-Fahmi Hakim-

Mengundang jadi pembicara hubungi > Fahmi
Baca tulisan lain disini > Article Archive
Ngobrol bareng saya disini > Twitter @me_fahmi

2 komentar:

  1. Aku jadi inget ibu. Terharu....ya ampun Ibu aku banyak salah sama Ibu... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Do'akan ibu nya ya mba lina, saya ikut kirim doa dari sini :)

      Hapus